21.6 C
Indonesia
Kamis, Oktober 9, 2025
spot_img

74 Tahun Sitoresmi Prabuningrat, Kata-kata yang Selalu Memikat

Oleh: Wahjudi Djaja*

Mengenal dekat tokoh multiperan Hj RAy Sitoresmi Prabuningrat tentu senang dan bahagia rasanya. Hidup dinamis, selalu memberi inspirasi, kerso turun langsung, dan berani mengambil sikap budaya yang pas.

Meskipun telah lama mengenalnya dalam berbagai pentas dan karya, saya baru bertemu langsung pada 22 Juni 2012 saat menyiapkan antologi puisi Satu Kata: Istimewa. Sebuah antologi yang kami dedikasikan pada perjuangan keistimewaan Yogyakarta. Launching antologi kami gelar di Purna Budaya (PKKH UGM) pada 1 September 2012 sekaligus menyongsong peringatan Maklumat Keistimewaan 5 September 1945. Ada 72 penyair yang membahasakan beragam catatannya tentang Yogyakarta. Dan jujur saya akui, itulah kerja budaya pertama saya untuk sastra dan Yogyakarta.

Saat launching antologi Satu Kata Istimewa (Foto: Mbah Sumobagor)

Keberpihakan pada seniman sastrawan budayawan–apalagi yang yunior–jadi karakter beliau yang sangat berharga untuk–saya pribadi– kerja budaya pada waktu berikutnya. Selain peran beliau, harus saya catat peran Ismet NM Haris, Budi Ismanto, Hamdy Salad, Prof Faruk HT, Ulfatin Ch yang sampai sekarang tak lelah mensuport dan mendukung saya.

Bahwa Yogyakarta itu istimewa, tentu semua mafhum. Tetapi bagaimana mengisi ruh keistimewaan itu secara pas dan “nglegani” semua awak utamanya, tentu masalah tersendiri. Dalam beberapa kali diskusi dengan beliau, ada sikap jelas, ada keberpihakan, dan sudi menyediakan jalan keluar. Di Yogyakarta–dalam tatapan budaya saya–semakin sulit temukan sosok yang mau “ngrengkuh” beragam aliran dan simpul budaya. Pada diri beliau, harapan itu bisa disandarkan. Yogyakarta butuh sosok Ibu, sebagaimana muasalnya Mātaram (Sansekerta Mātṛ, yang berarti ‘Ibu’).

Lahir pada 7 Maret 1950, beliau adalah putri GBPH Prabuningrat, salah satu putra Hamengkubuwana VIII. Persentuhan dengan Bengkel Teater pada 1969 mendekatkannya dengan WS Rendra, sastrawan kenamaan yang kemudian menjadi suaminya. Dunia sastra dan pentas kemudian tak pernah lepas sampai periode berikutnya.

Bersama Bunda Sitoresmi Prabuningrat

Saat menjadi Ketua Panitia Peringatan 36 Tahun Purna Budaya dan 6 Tahun Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri (PKKH) UGM 1-11 Maret 2013 beliau kami mint membaca puisi. Mengesankan, vokal yang prima, dan penguasaan panggung yang tak perlu diragukan. Stamina dan kemampuan ini bahkan bertahan sampai saat beberapa event digelar. Pada 7 November 2014 beliau tampil memikat dalam Peringatan 79 Tahun Rendra di Boulevard UNY. Juga saat Mengenang Rendra di FIB UGM pada 12 November 2015. Beliau tampil bersama Cak Nun, Nita Azhar, Yati Angkoro, Fajar Suharno, Hermin Centini, Aloysius Untung Basuki, Dodi Precil, Sulistyo Wati, Japhens dkk.

Bersama Cak Nun di FIB UGM

Suatu hari saya dikontak Bang Fachry Ali. Beliau bersama Dirut, Komisaris, Direksi, dan pimpinan cabang PT Timah se Indonesia mengadakan rapat kerja di Yogyakarta. Bang Fachry meminta saya membuat acara budaya, agar, “Teman-teman memiliki perspektif budaya”. Segera saya minta Mbak Sitoresmi untuk tampil, bersama Hamdy Salad, Bambang Nursinggih dan Ana Ratri pada 9 Januari 2018 di sebuah restauran di jalan Palagan. Bahagia dan bangga rasanya, kehadiran teman-teman disambut meriah oleh jajaran PT Timah.

Terakhir beliau pentas di Ndalem Natan milik Dr Nasir Tamara saat digelar malam apresiasi Demokrasi Dalam Puisi pada 10 November 2023. Saat itu tampil juga Afnan Malay, Yani Saptohoedojo, Novi Indriastuti, Swary Utami Dewi, Nita Azhar, Tazbir Abdullah, Kamal Firdaus dll. Nyaris tak berubah, tetap prima dan mengesankan kami yang muda. Membawakan sajak Rendra yang panjang, tetap dalam irama dan stamina yang terjaga. Tidak saja menghayati tetapi juga memikat dalam membaca kata demi kata.

Caver biografi Sitoresmi Prabuningrat

Saat mengampu mata kuliah Dokumentasi Kebudayaan di Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi UGM, saya memberi tugas pada mahasiswa untuk membuat biografi sastrawan budayawan Yogyakarta. Salah satunya tentu Sitoresmi Prabuningrat. Beruntung, Nala cs, mampu membuat biografi yang apik. Tentu itu semua karena beliau kerso membuka diri berbagi cerita untuk sebuah penulisan sejarah, sebuah komitmen yang saya yakin beliau miliki.

Selamat ulang tahun Bunda Sito, semoga dikaruniai panjang usia, penuh berkah dan pahala. Aamiin

Ksatrian Sendaren, 7 Maret 2024
*Budayawan Sleman

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

SOSMED MABUR.CO

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Latest Articles