28.4 C
Indonesia
Minggu, Mei 12, 2024
spot_img

Belajar Mandiri dari Rusni Febriyanti

Oleh Wahjudi Djaja*

Lebih dari sekedar untaian huruf, kata itu memiliki daya. Jika diuntai menjadi kalimat, ia akan menyimpan hakikat. Kata lahir dari proses intelektual dalam diri setelah menapaki dinamika hidup, up and down, trial and error, lalu menggumpal jadi konsep. Jika ia ditulis, akan menyembulkan energi dan penyadaran. Keberhasilan itu bukan hanya tentang IDE tetapi bagaimana mengeksekusinya.

Menghargai sebuah proses, mengapresiasi sebuah laku hidup–dengan kata dan kalimat–menjadi lebih mudah. Kita bisa melacak dan merunut bagaimana sebuah ide dikerjakan, dibumikan, menjadi karya atau produk. Dalam studi Ilmu Humaniora, itu menjadi Sejarah Intelektual atau Sejarah Pemikiran. Bahwa ide atau gagasan yang dikerjakan melahirkan kebudayaan. Itulah kenapa kebudayaan bersifat dinamis karena bersendikan akal pikiran manusia yang tak henti merespon permasalahan dalam hidup.

Dalam banyak hal, perempuan tinggi semampai ini telah mampu memberi warna dalam hidup dan kebudayaan bagi banyak kalangan. Rusni Febriyanti. Memiliki hidup yang terkonsep, sistematis, dan–kemudian–menggerakkannya menjadi beragam program yang nyata. Menuliskan jejak perjalanan dan kepeloporannya sudah lama saya rencanakan, sekedar memberi penghargaan atas dedikasinya pada momen Hari Ibu 2023, tetapi baru sekarang bisa saya wujudkan. Dari rekam gagasan yang terpantul di dinding mayanya, gagasannya coba saya narasikan menjadi 10 Kunci Wirausaha Menurut Rusni.

1. Hargai Potensi Diri
Simak rumusan hidupnya. Sesekali banggalah pada dirimu, tidak semua orang bisa melewati apa yang sudah kamu lewati. Sebuah kalimat yang tidak saja mengandung bara tetapi juga mencerahkan, menyadarkan, dan menggerakkan. Keterbatasan dan kekurangan adalah manusiawi, tetapi hanya diam meratapi adalah sebuah kedunguan karena tidak mensyukuri anugerah Tuhan. Simak bagaimana Rusni tiada lelah mengaktualisasikan diri dalam beragam kegiatan dan karya. Bertahun lamanya. Ketekunan menjadi kunci, kebersamaan menjadi cara, dan kesungguhan menjadi kunci utama. Hasilnya, dirinya melampaui nusa melalui beragam karya.
2. Hidup Itu Sebuah Kewajaran
Suka dan duka, cinta dan benci, atau tawa dan tangis adalah teman hidup. Ia adalah sebuah kewajaran dalam hidup. Tak ada suka yang terus-menerus, taka ada benci yang abadi. Maka, “Tersenyumlah bahwa masih ada hari esok. Jika harus menangis biarkan menangis, jika harus bahagia biarkan bahagia. Hidup perlu warna“. Terbayangkah untaian kalimat itu bisa lahir begitu saja tanpa didahului dengan proses berdarah-darah? Warna hidup akan bisa dilihat dan dinikmati manakala kita memiliki beragam alat atau bekal sehingga kanvas yang Dia berikan tidak mubadzir.
3. Hidup Adalah Pembuktian
Setiap manusia bisa saja mendesain sebuah rencana. Bahkan, bangsa ini tergolong perencana yang baik. Apakah rencana itu bisa dieksekusi lalu melahirkan bukti, itu yang sering menjadi masalah. Namun, bagi perempuan yang tinggal di Desa Saloloang Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur ini ada beberapa syarat yang harus disediakan dan disiapkan. Simak postulat hidupnya. “Memotivasi diri, memiliki komitmen dan konsistensi itulah kunci keberhasilan. Jadikan diri berkualitas maka semuanya akan mengalir“. Tak ada keberhasilan tanpa kualitas diri yang mumpuni. Untuk bisa menyadarkan dan menggerakkan, harus sudah selesai dengan diri sendiri. Ada integritas di dalamnya, ada ketekunan menapaki proses, ada kepribadian yang berkualitas. Dan tentu saja, itu semua tidak lahir tiba-tiba, ada daya hidup yang selalu membara.


4. Hidup Itu Bertransformasi
Perubahan adalah keniscayaan dalam hidup. Akal manusia selalu merespon apapun masalah yang muncul di hadapannya. Permasalahannya, pada posisi mana kita berdiri dan berperan. Rusni memilih menjadi seorang leader. Ia berani dan bernyali berdiri di depan. Bukan sebagai follower atau pengikut dan penggembira, tetapi ikut menentukan arah dan memberi warna. Bahwa hidup adalah perubahan yang tak akan pernah berhenti, maka kita harus selalu dalam posisi siap dengan karakter transformatif. Ia dengan sadar menempatkan diri sebagai jembatan penghubung bagi warga dan dunia luar yang penuh peluang, kesempatan dan jaringan. Darinya, beragam program bisa diinisiasi sehingga hidupnya semakin berarti.
5. Hidup Adalah Inovasi dan Kolaborasi
Sadar bergerak di bidang entrepreneur, Rusni paham apa itu inovasi dan kolaborasi. Simak pesannya, “Ciptakan hal baru dengan caramu. Tiap-tiap orang punya cara dan pilihan sendiri dalam hidupnya. Ini bukan soal mempertahankan Ego tapi soal bagaimana mengejawantahkan makna hidup dalam satu pilihan“. Jika di depan disinggung peranan ide, gagasan dan konsep, maka Rusni telah membuktikan diri bahwa hidup harus autentik. Ada lokalitas yang menjadi potensi dan itu yang harus diangkat dan diberdayakan. Bukan dalam konteks membanggakan diri tetapi orisinalitas menjadi kunci. Suport dan dukungan bisa diambil dari luar karena dunia tak akan pernah menutup mata pada manusia inovatif dan kreatif.


6. Berdikari Adalah Kunci
Bung Karno pernah menyampaikan Ajaran Trisakti pada 17 Agustus 1964. Bapak Bangsa itu mewasiatkan untuk berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan. Adalah indah mengesankan bahwa pesan Bung Karno itu coba dibumikan oleh Rusni. Melihatnya mengenakan kain khas Kalimantan melenggak-lenggok di catwalk dengan latar beragam produk Kriya Inovasi Mandara (KIM)–sebuah kapal kreatif yang menjadi dapur produksinya–sungguh membanggakan. Indonesia sangat beruntung memiliki perempuan seperti dia. Mandara itu bahasa Kawi yang maknanya mandiri. Maka tak aneh jika perempuan berhijab ini dengan tegas menulis, “I’m only one. But not alone“. Dalam kesempatan lain, dia abadikan posisi dan sikapnya pada dunia. “Akan kusimpan sendiri, tapi aku telah banyak menyimpan. Akan kubagi-bagi tapi diluar sana banyak orang yang telah membagi-bagi. Sehingga mengaburkan mana yang asli dan mana yang palsu. Ah, kupijak saja bumi ini dengan hormat, pertanda aku pernah ada disini“. Terbaca ada kegetiran, kegalauan, kecemasan tetapi nalar dan nuraninya menuntun untuk tetap membumi, berkarya dan memberi arti.
7. Cinta Itu Menghidupkan
Tak mudah bagi perempuan seperti dia untuk memerankan beragam tugas dan status. Berjuang dan membuktikan adalah pilihan batinnya, sebuah pilihan generasi pemenang dan bukan generasi pecundang yang hanya berdiam diri menunggu orang lain membuktikan. Dan bara cinta itu ia salurkan kepada anak-anaknya agar menjadi generasi elang, bukan generasi bebek. Baca pesannya pada dua anaknya. “Berjuang bang, buat cara pandang yang berbeda dan siapkan mentalmu. Tidak ada kemenangan yang lahir dalam kesunyian, anakku“. Kasih Ibu seluas cakrawala dan memberi ruang bagi anaknya untuk mengepakkan sayap selebar mungkin adalah pilihan peradaban. Ia tak ingin anaknya aman damai di sisinya setiap saat, karena itu bukan didikan kemandirian yang telah mempribadi dalam dirinya. Inilah Ibu Peradaban, seorang perempuan yang bisa membaca gelagat masa depan bagi buah hatinya.
8. Hidup Adalah Membuat Sejarah
Adakah yang lebih baik selain manusia yang mampu memberi manfaat bagi manusia lain? Alquran memberi penekanan pada kualitas manusia. Islam melarang manusia menjadi sampah. Islam mendorong umat untuk selalu membuat sejarah berupa amal kebaikan dan kebajikan. Baca prinsip hidupnya. “Menjadi terbaik di mata manusia tidak akan ada habisnya. Teruslah berkarya sampai suatu ketika sejarah akan mencatatmu“. Saat pikiran, tangan, kaki, energi, waktu, kepedulian, kemampuan dan kepribadian kita dedikasikan untuk hidup dan kehidupan, apakah semesta akan melupakannya? Tanpa diminta, sejarah akan mencatat tiap benih kebaikan yang kita tanam. Itu sunatullah, hukum alam, rumus kekekalan energi. Bahwa selama positif kita keluarkan, positif pula yang kita dapatkan.


9. Ubah Limbah Jadi Berkah
Inovasi itu memberi makna pada sesuatu sehingga melahirkan terobosan atau penemuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Di Yogyakarta banyak individu yang menggeluti sampah kemudian lahir menjadi seorang pengusaha. Daur ulang menjadi cara hidup yang tidak saja ramah lingkungan tetapi juga memberi solusi bagi hidup dan peradaban. Terbayangkah jika sabut kelapa berubah menjadi beragam komoditas kriya berkualitas ekspor? Di tangan Rusni dan komunitas atau koperasinya, limbah berubah menjadi berkah. “Katakanlah sabut itu limbah.Tapi tidak ditempat kami. Sabut adalah limbah tetapi ketika diberi value added sabut pun mampu bernilai tinggi“. Sebuah proses kreatif yang amat membanggakan manakala dari sabut kelapa bisa diubah menjadi beragam karya. Sabut kelapa menjadi bahan konstruksi jalan lebih efisien lebih canggih dan ramah lingkungan. Katanya penuh kebanggaan. Tak aneh jika kelompoknya mampu membukukan beragam penghargaan, kejuaraan, dan pengakuan dari dalam dan luar negeri. Buyer dari berbagai negara pun antre untuk bisa membeli dan memiliki karyanya.
10. Hidup Adalah Impian yang Dibumikan
Mengikuti proses kreatif–tentu belum sepenuhnya bisa saya baca dan tuliskan–seperti bersaksi tentang sebuah laku hidup seorang pemimpin. Untuk menjadi pemimpin harus berani bermimpi dan memimpin. Simak kristalisasi prinsip hidupnya. “Sebuah tujuan adalah sebuah mimpi. Jangan takut bermimpi“. Dengan kualitas diri, kompetensi, networking, dan kemauan yang tinggi, tak ada impian yang tak bisa dibumikan dan direalisasikan.

Sebuah laku hidup yang mengesankan dan membanggakan. Tidak saja inspiratif tetapi juga menyadarkan dan menggerakkan. Kita tahu, untuk bisa seperti Rusni Febriyanti bukanlah hal yang mudah. Setidaknya, ada pelajaran dari sebuah perjalanan. Bahwa segala sesuatu yang dicintai dan ditekuni akan melahirkan berjuta aksi dan inspirasi.

Ksatrian Sendaren, 29 Desember 2023
*Pokja Ketahanan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

SOSMED MABUR.CO

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Latest Articles