21.4 C
Indonesia
Sabtu, Juni 22, 2024
spot_img

Pelajaran Akhlak dari Tenggelamnya Titanic

Oleh: Hamid Basyaib*

BILIONER John Jacob Astor IV berada di “Titanic” ketika kapal itu karam dan akhirnya tenggelam di Samudera Atlantik Utara (1912). Uang di rekening banknya cukup untuk membangun 30 kapal supermewah itu.

Namun, ketika menghadapi ancaman nyata kematian, ia, saat itu berusia 48, memilih apa yang dianggapnya secara moral benar. Ia menyerahkan tempatnya di sekoci untuk menyelamatkan dua anak kecil yang ketakutan, yang tak dikenalnya.

Milioner Isidor Straus (67), pemilik “Macy’s”, jaringan toserba terbesar di Amerika, yang juga berada di “Titanic”, berkata: “Saya tidak akan pernah masuk ke dalam sekoci sebelum orang lain.”

Isterinya, Ida Straus, juga menolak untuk naik ke sekoci. Ia memberikan tempatnya kepada pembantu barunya, Ellen Bird. Ia memutuskan untuk menghabiskan saat-saat terakhir hidupnya bersama suaminya.

Orang-orang superkaya ini lebih memilih untuk melepaskan kekayaan mereka, bahkan nyawa mereka, dari pada mengorbankan prinsip moral mereka.

Pilihan mereka yang mendahulukan nilai-nilai moral, kata penulis Paulyn Pickle, menunjukkan kecemerlangan peradaban manusia dan sifat manusia.

Mereka yang berpikir, bersikap dan bertindak sebaliknya, tentu menimbulkan dampak sebaliknya pula pada peradaban umat manusia. ***

*Penulis dan Jurnalis Senior

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

SOSMED MABUR.CO

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Latest Articles