Oleh: Wahjudi Djaja*
Sosok Sawung Jabo yang lama dirindukan para penggemarnya akhirnya tampil pentas. Bagi masyarakat Gancahan Sidomulyo Godean, dedengkot Sirkus Barock ini memang dinantikan. Dulu saat digelar Sadran Agung Kiai Wirajamba pada 10-12 Maret 2023 panitia sudah merencanakan tetapi karena sesuatu belum sempat terlaksana. Ngayogjazz 2023 akhirnya mewujudkan impian mereka.
Didahului penampilan Sirkus Barock dengan vokalis Iksan Skuter, panggung di tengah sawah itu dipenuhi penonton. Tiga panggung lain menampilkan musisi dan vokalis jazz seperti Trie Utami, Totok Tewel dan musisi berbagai kota yang sama-sama menghidangkan hiburan langka tahunan ini.
Penonton histeris saat Iksan membuka pentas dengan Bongkar. Disusul lagu Bingung, Adakah yang Lebih Indah, Rindu Sahabat, Kuda Lumping, dan Partai Anjing.
Sawung Jabo yang dikawal istri tercinta Suzan Piper akhirnya naik panggung. Seperti biasa ia menyapa penggemar yang lama menanti. Lagu Hio pun ia nyanyikan. Tetap atraktif dan bebas, seperti burung Jabo terbang kesana-kemari menghampiri para musisi Sirkus Barock. Kapal kreatif Sawung Jabo ini didukung Bagus Mazasupa, Joel Tampeng, Denny Dumbo, Hasnan Hasibuan, Tauhid Subarkah, Wasis Tanata dan Ruben Kayon.
Penampilan musisi yang lahir dengan nama Mochamad Djohansyah bersama Sirkus Barock akhirnya ditutup dengan lagu Lingkaran Aku Cinta Padamu. Di dua lagu terakhir seperti biasa penonton ikut menyanyi penuh kegembiraan. Ada dahaga yang terpendam. Dan melalui lagu-lagu Jabo, seolah penonton menemukan kanal untuk menyalurkan gejolak batin.
Apa yang bisa dipetik dari laku seni musisi berusia 72 tahun ini? Keseriusan. Tak ada proses kreatif yang tak dilalui dengan serius. Hanya dengan keseriusan segala yang dikerjakan akan membuahkan hasil. Di dalamnya ada kedisiplinan yang ditanamkan, ketekunan yang diteladankan, dan ketulusan yang dipersembahkan. Serius saat latihan, cak-cek saat prepare, dan mandiri menyelesaikan tugas saaf tampil.
Jabo adalah potret seniman yang menikmati kebersamaan. Kesana-kemari ia menyinggahi komunitas kreatif di berbagai kota, tidak sajae memberikan hiburan tetapi juga membuka ruang-ruang kemanusiaan. Tak menjaga jarak dengan teman yang kadang jauh di bawahnya, hangat bersahabat dan tidak menggurui. Dia bisa bersenyawa dengan hangat dan indah, karena dari situlah musik bisa ditampilkan dengan penuh gairah.
Musik adalah kepingan kebudayaan yang sering hanya dilihat sebagai sebuah pentas. Seolah ia hanya berkutat pada skill memainkan alat atau vokal yang melengking. Tak banyak yang memahami bahwa musik memiliki daya dobrak atas kesumpegan hidup. Bahkan, dari Ngayogjazz 2023 kita bersaksi bahwa musik memiliki kekuatan perubahan. Ia bisa membuka jalan sekaligus ruang kolaborasi untuk sama-sama membumikan visi dan menyemai pemberdayaan.
Dalam bahasa lain yang lebih fokus, musik adalah kerja kebudayaan yang bisa dengan mudah membuka katup egosentris. Event seperti ini mestinya menjadi hajatan bukan saja Dinas Pariwisata, tetapi juga Dinas Kebudayaan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, sekaligus membangun jembatan penghubung antara desa dengan kota atau level pemerintahan kabupaten dengan kalurahan. Dalam konteks keistimewaan Yogyakarta, dimana desa atau kalurahan dijadikan pusat pengembangan perekonomian, event musik seperti Ngayogjazz menemukan konteksnya.
Akhirnya, selamat atas suksesnya penyelenggaraan Ngayogjazz 2023. Terima kasih kepada segenap panitia dan musisi yang telah ikut ambil bagian penting dalam pemberdayaan potensi masyarakat desa. Hidup, pada akhirnya seperti pesan Sawung Jabo, adalah bagaimana kita mengolah kemungkinan agar menjadi kenyataan.
*Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS)
