27 C
Indonesia
Sabtu, Mei 11, 2024
spot_img

Ki Hajar Dewantara: Dengan Nalar Budaya Mendidik Bangsa

Oleh: Wahjudi Djaja*

Lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama RM Suwardi Suryaningrat. Tumbuh dalam lingkup bangsawan, besar sebagai pionir pergerakan kebangsaan yang membumi dan berkarakter. Suwardi Suryaningrat lahir dari pasangan KPA Suryaningrat dan RAy Sandiah. Pangeran Suryaningrat adalah putra sulung Paku Alam III dan keturunan Sultan Hamengku Buwono II. Sebagai putra mahkota, Pangeran Suryaningrat berhak menduduki tahta. Namun, saat berusia 8 tahun beliau terkena musibah sehingga matanya buta.

Sementara itu Sandiah adalah buyut dari Nyi Ageng Serang, masih keturunan Sunan Kalijaga. Suwardi lahir pada 2 Mei 1889 dengan berat kurang dari 3 kg. Oleh karena perutnya buncit, ayahnya memberi paraban (nama olok-olok) Jemblung (buncit). Kyai Abdurrahman, pengasuh Suwardi di pondok pesantren di Prambanan yang teman ayahnya, memberi sebutan Trunogati (Truno = taruna = pemuda, wigati = penting). Suwardi pun dikenal dengan sebutan Jemblung Trunogati.

Alumni STOVIA ini menjadi bagian intelektual yang tak henti menyalakan api nasionalisme. Bersama istri, RAy Sutartinah, menjadi pasangan yang menginspirasi pergerakan. Di dalam sebuah suratnya, Suwardi menulis:

Tinah! Jangan sampai kau jauh dariku. Kita akan bersama menggempur batu karang yang sangat keras, yaitu penjajah Belanda. Pada pribadimulah terletak sumber daya tempurku yang amat dahsyat.

Ki Hajar dan Nyi Hajar menjadi sepasang tokoh pergerakan yang membumi.
Silakan Kakangmas kembali ke kancah politik, tetapi saya akan tetap menekuni bidang pendidikan anak bangsa di Taman Siswa.

Sutartinah dengan penuh kesadaran mendukung kiprah perjuangan suaminya. Selain pionir di pergerakan, pendidikan dan pers, beliau penulis yang berani dan mumpuni. Tulisannya bertebaran di beragam media dengan nada yang keras sehingga menyebabkan keluar masuk penjara.

Ingat Suwardi, seorang pahlawan sejati tidak akan menjilat ludahnya sendiri.

Pesan ayahnya saat menjenguk di penjara itu tak pernah dilupakan. Berkenalan dengan Douwes Dekker, Suwardi makin menunjukkan keberaniannya di beragam forum pergerakan. Aktif di jurnalistik dan masuk bagian propaganda Budi Utomo. Tulisan terbukti menjadi modal perjuangan. Bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, Suwardi mendirikan Indische Partij 1912. Tiga Serangkai yang amat dicari oleh penguasa karena menuntut Indonesia merdeka. Keluar masuk penjara adalah resiko yang harus dihadapi dengan penuh kesadaran.

Dua buku penulis tentang Ki Hajar Dewantar

Menentang rencana peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis dengan membentuk Komite Bumi Putera dan menulis artikel yang termasyhur, “Als Ik Eens Nederlander Was”. Dibuang ke Belanda, justru dipertemukan dengan Hatta cs, lalu mencoba memformulasikan nasionalisme Indonesia dalam Perhimpunan Indonesia.

Suwardi bersentuhan dengan para pemikir dunia seperti Froebel, Montessori dan Tagore. Hasil interaksi ini menggumpal jadi Taman Siswa yang didirikan pada 3 Juli 1922. Dia memadukan pendidikan Barat dan Jawa. Tiga prinsip ditemukan, ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tur wuri handayani. Untuk itu, Ki Hajar membuat majalah “Wasita” pada Oktober 1928. Sebuah media bagi tegur sapa budaya.

Konsep pendidikan Suwardi berpijak pada prinsip, anak harus tumbuh menurut kodrat dan dimerdekakan seluas-luasnya. Pendidikan yang berbasis paksaan, hukuman dan ketertiban akan memperkosa jiwa anak. Itulah esensi sistem “among” yang beliau kembangkan. Among artinya menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. Pelaksana among disebut “pamong” dan menjadi karakter Taman Siswa.

Dalam kaitan dengan kebudayaan, Suwardi mempunyai konsep “Trikon”, yakni kontinuitas (kesinambungan dengan budaya silam), konvergensi (berjalan seiring dengan kebudayaan lain) dan konsentris (menuju jatidiri kepribadian bangsa).

Saat berusia 40 tahun dalam hitungan Caka (bertepatan tanggal 23 Februari 1928) RM Suwardi Suryaningrat mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Beliau ingin bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Sebelum mendirikan Taman Siswa, Suwardi membentuk kelompok diskusi ”Selasa Kliwonan” dipimpin oleh Ki Ageng Suryomentaram, adik Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Kemampuan Suwardi dalam ilmu keguruan dan pendidikan amat menonjol. Saat RM Sutatmo Suryakusumo (Volksraad/BU) memimpin diskusi, spontan menyebut Suwardi dengan “Ki Ajar”. Suwardi terkesan dengan nama itu sehingga dijadikan nama barunya.

Pada Februari 1959 Ki Hajar Dewantara jatuh sakit. Bung Karno sempat menjenguk tokoh pendidikan nasional yang amat beliau hormati itu. Bung Karno pernah menjadi guru Taman Siswa cabang Bandung dan anggota Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Menjelang wafat, Ki Hajar berwasiat kepada anaknya, Bambang Sukowati.

Mbang, apapun yang dikatakan orang tentang diriku wajib menerimanya. Namun, kalau suatu ketika ada orang minta pendapatmu, apakah Ki Hajar seorang nasionalis, radikalis, sosialis, humanis, tradisionalis, ataupun demokrat? Maka katakanlah, Aku hanya orang Indonesia biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.

Pada 26 April 1959 tokoh pendidikan nasional ini wafat. Beliau dimakamkan di Yogyakarta dengan inspektur Letkol Soeharto. Nyi Hajar Dewantara wafat pada 16 April 1971. Keduanya dimakamkan di Taman Wijaya Brata Kampung Celeban, Kelurahan Tahunan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Semoga visi, dedikasi, perjuangan, keteladanan Ki Hajar menginspirasi para guru, dosen, orang tua dan siapapun yang peduli pada pendidikan nasional. Semboyan beliau masih dipakai Kemdikbud, namun jalan masihlah panjang dan berliku untuk mewujudkannya. Telah 65 tahun Ki Hajar pergi, selama itukah wajah pendidikan kita tak segera menemukan ujud dan karakternya karena selalu terseret dinamika politik?

*Penulis buku bilingual Ki Hajar Dewantara, Ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama), Dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

SOSMED MABUR.CO

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Latest Articles